Kali ini saya akan sedikit membahas mengenai Entrepreneurship dalam Islam. Oke langsung saja kedalam pembahasan. Jika Allah
menakdirkan seseorang untuk mendapat rizki niscaya tiada satupun yang dapat
menghalanginya, dan tentu saja yang sangat penting dari rizki yang diberikan
oleh Allah tersebut adalah keberkahan, maslahat dunia dan akhirat. Bisnis yang
mulanya adalah urusan dunia jikalau niat dan cara kita benar maka akan menjadi
jihad. Yang namanya jihad, jangan selalu identik dengan pertempuran, tapi harus
kita lihat apa yang menjadi titik lemah umat, ternyata pada bidang perekonomian.
Artinya, kalau kita bersungguh-sungguh untuk kemaslahatan umat di bidang
ekonomi, itu juga jihad.
Tentang bisnis,
sebenarnya faktor terbesar terletak pada manusia dan etika bisnisnya, sedangkan
kedua hal ini lagi-lagi sangat bergantung pada hati. Jikalau kita serakah,
ingin untung besar sendiri, bisa saja yang terjadi kita memang merasa untung,
tetapi apa yang terjadi sesudah itu sangatlah tidak menguntungkan, orang merasa
terkecoh sehingga tidak ada yang ingin bertransaksi dengan kita lagi. Setelah itu,
mereka pun akan menyampaikan penyesalan dan keluhannya kepada oranglain
sehingga semaikn berkuranglah orang yang ingin berbisnis dengan kita. Kalau
sudah seperti ini, kita tinggal menunggu waktu bangkrut saja.
Karena itulah
saudaraku, mari kita mulai menikmati keberuntungan orang lain sebagai satu
keuntungan kita. Ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan merasa
nikmat ketika melihat orang lain mendapatkan barang yang baik dengan harga
murah dari kita. Keuntungan memang harus dikejar semaksimal mungkin, tapi apa
artinya keuntungan yang melimpah apabila membawa malapetaka. Karenanya, jikalau
sudah sampai waktu shalat dan memanjatkan doa. Di kota Mekah dan Madinah,
misalnya, menjelang shalat, semua toko tutup dan seluruh kegiatan bisnis
dihentikan,semua orang berbondong-bondong menuju masjid. Sekali-kali jangan
takut keuntungan berkurang karena shalat, karena justru bisa sebaliknya, Allah
akan mengabulkan doa tulus dari karyawan-karyawan yang diberi keluangan waktu
shalat tadi. Siapa tahu salah seorang dari karyawan kita ada yang sangat dekat
kepada Allah sehingga doanya sangat ijabah guna kemajuan
perusahaan. Mengapa kita harus takut merugi karena mengambil waktu untuk
shalat? Yakinlah, bahwa yang memberi rizki hanya Allah pemilik segala kekayaan
dan keberuntungan.
Begitu pula
dengan Nabi Muhammad SAW yang telah menjelaskan kepada kita, umatnya, tentang
bagaimana cara berbisnis yang benar. Untuk menerapkannya di perusahaan kita
agar memperoleh kesuksesan serupa kuncinya sederhana saja: disamping manajemen
yang profesional, faktor yang utama adalah usahakan suasana dan seluruh aturan
serta segala aktivitas perusahaan sesuai dengan aturan yang diridhoi Allah.
Berjuanglah sekuat tenaga untuk menjadikan perusahaan kita sebagai ladang untuk
membuat diri,keluarga, karyawan plus keluarga karyawan, rekan usaha kita agar
menjadi semakin dekat dengan Allah.
Kajilah sistem
usaha agar disukai Allah (sesuai dengan syariat), karyawan tidak hanya dididik
agar terampil dan profesional dalam bidang pekerjaannya saja, tetapi sangat
diutamakan juga agar seluruh karyawan dan keluarganya terbina keimanannya dan
ketaatannya kepada Allah. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan
pemberian ilmu agama yang sistematis dan berkesinambungan, plus kesempatan dan
fasilitas beribadah yang layak. Yakinlah kepada karyawan bahwa perusahaan
tempat mereka bekerja adalah amanah dari Allah untuk dikelola bersama. Dan
hakekat bekerja adalah amal shaleh, beribadah dan berjihad padaNya, bukan
semata mencari uang. Karena andaikan bekerja hanya mencari uang saja, bagaimana
kalu kita mati sebelum gajian? Niscaya sangat rugi, uang tidak didapat, pahala
amal pun lewat.
Sumber: Khutbah yang saya dengar pada 06 Juni 2014 di masjid sekitar rumah saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar